Sabtu, 03 Desember 2016

Masa Kanak-Kanak Nabi Muhamad SAW

Froebel mengungkapkan bahwa masa kanak-kanak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. 

Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara wajar. Adapun masa kanak-kanak Nabi Muhamad SAW adalah sebagaiman demikian. Dua tahun Muhammad tinggal di Sahara disusukan oleh Halimah dan diasuh oleh Shaima putrinya. Terjadi peristiwa kenabian ketika usia Muhammad dua tahun lebih sedikit. 

Ketika itu Muhammad sedang bermain bersama saudara dan teman-teman sebayanya lepas dari pengawasan keluarga, datang dua orang berbaju putih yang diduga keduanya adalah Malaikat. Diceritakan, anak dari keluarga Sa‘ad yang berlari pulang dan berkata kepada orang tuanya, bahwa saudaranya dari Quraysh itu (Muhammad) diambil oleh dua orang laki-laki berbaju putih-putih, ia dibaringkan, perutnya dibelah sambil diguncang-guncangkan dan dibalik-balikkan. Namun cerita ini sulit dipercaya baik di kalangan Muslim maupun orientalis, karena dianggap sumbernya lemah, yang melihat peristiwa itu adalah anak-anak kecil yang baru berusia dua tahun lebih sedikit, begitu pula dengan Muhammad . 

Sedangkan masa kanak-kanak Nabi Muhammad dalam catatan sirah Nabawiyah Karya Syaikh Safiurahman almubarakfuri dalah terbagi dalam beberapa kategori kejadian yakni: 

Kelahiran Nabi Muhamad SAW
  • Nabi Muhamad dilahirkan ditengah Bani Hasyim
  • Waktu kelahiran pada senin pagi, tanggal 9 Rabiul awal, permulaan tahun dari peristiwa gajah dan empat puluh tahun dari setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, bertepatan dengan 20 atau 22 Bulan April Tahun 571 Masehi.
  • Pada saat melahirkan Nabi Muhamad kemaluan Ibunda Nabi memancarkan cahaya .
  • Pada saat Nabi dilahirkan bersamaan dengan itu terjadi peristiwa runtuhnya 10 balkon Istana Kisra Persia dan padamnya api yang biasa disembah orang majusi persia. Runtuhnya beberapa greja di sekitar Buhairah .
  • Setelah melahirkan, Ibunda Nabi (Aminah) mengirimkan utusan ke tempat kakeknya Abdul Mutholib untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya.
  • Abdul Mutholib membawa bayi Nabi masuk kedalam ka’bah kemudian mendoakanya, dan mengumumkan ke khlayak ramai dan menamainya Muhammad.
  • Nabi Muhamad dikhitan pada hari ke tujuh setelah kelaiharannya.
  • Wanita pertama yang menyusui Nabi setelah Ibundanya adalah Tsuwaibah hamba sahaya Abu Lahab yang kebetulan sedang menyusui anaknya yang bernama Masruh, yang sebelum itu wanita tersebut juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abu Salmah bin Abdul Asad Al-Makzumi.
Ditengah Bani Saad
  • Abdul Mutholib mencari wanita dari Bani Saad agar supaya menyusui Nabi Muhamad kecil.
  • Bani saad bin Bakr adalah orang-orang yang mendiami pegunungan zazirah arab (Orang Desa) yang menempati daerah yang belum terkontaminasi keburukan budaya kota.
  • Bani Saad bin Bakr berbahasa Arab fasih dan asli yang belum terkontaminasi bahasa asing sebagaimana di Makkah.
  • Wanita Bani Saad bin Bakr yang menyusui Nabi adalah Halimah bin Abu Dzu’aib.
  • Suami Halimah bin Abu Dzu’aib adalah Al-Harist bin Abdul- Uza yang berjuluk Abu Kabsyah.
  • Saudara-saudara Nabi dari satu susunan dari wanita tersebut adalah, Abdullah bin Al-Harist, Anisa binti Al-Harist, Hudzafah atau Zudzamah binti Al-Harist
  • Halimah merasakan berkah yang dibawa Nabi kecil ketika menyusuinya. Diantara kisah keberkahan itu adalah : tiba-tiba keledai dan unta yang dipunyai keluarga halimah penuh dengan susu setelah menerima Nabi sebagai anak susuannya padahal sebelumnya keledai dan onta tersebut tidak memiliki air susu barang sedikitpun. Unta tunggan keluarga halimah dan keledainya menjadi kuat setelah membawa nabi dan bersama mereka menuju rumah mereka padahal sebelumnya keledai dan Unta mereka terkenal kelambatan dan kelemahannya. Sepetak tanah yang dimiliki keluarga halimah menjadi subur setelah kedangan Nabi. Domba-domba yang dipunyai keluarga halimah menyongsong (menyambut) kedangan halimah beserta Nabi kecil.
  • Nabi disapih oleh halimah dalam umur dua tahun
  • Halimah membawa Nabi Muhammd setelah beliau memeliharanya selama dua  Tahun sambil berharap agar dikasih kesempatan untuk memeliharanya kembali.
  • Ibunda Nabi mengijinkan kembali kepada halimah untuk mengasuhnya kembali setelah dua tahun dalam pengasuhannya.
  • Terjadi peristiwa pembelahan dada Nabi Oleh Malikat Jibril yang disaksikan oleh teman-teman Nabi.
  • Halimah membawa Nabi Muhammd ke Ibunda Nabi setelah takut akan peristiwa pembelahan dada Nabi oleh Malaikat.
Kembali Kepangkuan Ibunda Tercinta
  • Peristiwa Pembelahan dada Nabi oleh Malikat, adalah alasan menadasar bagi Halimah untuk mengembalikan Nabi Muhammad kecil ke asuhan Ibunda tercintanya.
  • Nabi Muhamad hidup berasama Ibunda beliau sampai pada umur enam tahun.
  • Perpisahan Nabi dengan Ibunda tercintanya pada saat Ibunda beliau beserta Nabi mengunjungi makam ayahnya Abdullah di Madinah, dalam perjalanan pulang dari Madinah itulah Ibunda beliau wafat.
  • Ibunda Nabi dan Nabi beserta rombongan menetap dimadinah selama 1 Bulan.
  • Ibunda Nabi wafat dalam tengah perjalan menuju Makkah dan dimakamkan di sebuah desa yang bernama Abwaa.
  • Sebab-sebab kefwafatan ibunda Nabi adalah karena sakit.
Kembali ke Kakek yang Penuh Kasih Sayang
  • Nabi Muhamad kecil di asuh Abdul Mutholib kakeknya setelah ditinggal wafat oleh Ibundanya.
  • Kasih sayang yang diberikan Abdul Mutholib kepada Nabi Muhamad melebihi kasih sayang yang beliau berikan kepada anak-anaknya. Ibnu Hasyim  berkata “ ada sebuah dipan yang diletakan didepan Ka’bah untuk Abdul Muthaloib. Kerabat-kerabatnya biasa duduk disekeliling dipan itu hingga  Abdul Muthaloib keluar kesana, dan tak seorangpun diantara mereka berani duduk di dipan itu, sebagai penghormatan terhadap dirinya. Suatu kali ketika Rosululullah menjadi seorang anak kecil yang montok, beliau duduk diatas dipan itu. Paman-paman beliau langsung memegang dan menahan agar tidak duduk didipan itu. Tatkala Abdul Mutholib melihat kejadian ini, dia berkata “ Biarkanlah Anaku ini. Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung. Kemudian Abudl Mutholib duduk bersama beliau di atas dipannya, sambil mengelus punggung beliau dan snantiasa merasa gembira terhadap apapun yang beliau lakukan”.
  • Abdul Muthalib kakek beliau wafat pada delapan tahun lebih dua bulan sepuluh hari dari umur Rosulullah.
  • Sebelum meninggal Abdul Mutholib berpesan kepada anaknya Abu Tholib agar mengasuh Rosullah setelah sepeninggalnya.
Dibawah Asuhan Paman
  • Paman Nabi Muhammad Abu Tholib mengasuh Nabi mulai pasca kewafatan bapaknya Abdul Mutholib.
  • Abu Tholib melaksanakan hak anak saudaranya dengan penuh kasih sayang bahkan melebihi anak-anaknya sendiri.
  • Abu Tholib rela menjalin persahabatan dan permusuhan hanya karena membela Nabi Muhamad.
  • Nabi Muhamad berada dalam asuhan dan lindungan paman belau hingga berumur lebih dari pada empatpuluh tahun.

Daftar Pustaka:

Ibnu Hisyam, Sirah An-Nabawiyah, (Mesir: Syirkah Maktabah, 1375, hlm. 159).
Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, 52. 
Roopnaire, J.L & Johnson, J.E., 1993
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, terj. Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008, hlm. 46)





EmoticonEmoticon